Meningkatkan Suhu Tubuh, Meyembuhkan Penyakit

Dikutip dari buku Mukjizat Suhu Tubuh-nya Masashi Saoto, penerbit Gramedia Pustaka Utama

“Hipotermia merupakan kondisi sangat berbahaya, yang bila dibiarkan akan mengundang macam-macam penyakit. ..

Suhu tubuh 37 oC tanpa disertai rasa lesu, nyeri, dan rasa tak enak lainnya, bukanlah demam ringan, melainkan suhu tubuh yang sehat. …

Jika suhu tubuh turun 1 oC, daya tahan tubuh berkurang 30%. … Naiknya suhu tubuh sebanyak 1 oC, akan meningkatkan daya tahan tubuh naik 500-600%.

Sel-sel kanker paling aktif dan bertambah banyak dalam kondisi hipotermia, yakni suhu tubuh sekitar 35 oC. … Di antara penderita kanker, banyak yang bersuhu tubuh rendah. Pada suhu tubuh rendah, laju perkembangbiakan sel-sel kanker juga meningkat. … Meningkatkan suhu tubuh juga baik untuk orang yang telanjur terkena kanker.

ULASAN WIED HARRY:
Bagaimana agar badan kita memiliki suhu tubuh sehat? Menjalankan pola makan enak-sehat-alami Food Combining (FC) secara konsisten dan disiplin, itu sudah pasti. Tapi selalu imbangi dengan BERGERAK, BERGERAK, BERGERAK. Jangan pernah lalai untuk BERGERAK. Yoga, taichi, aerobik, bahkan rajin jalan kaki pun cukup. Atau, para Sahabat Sehat mau gabung olahraga yang lagi hip saat ini: street workout? Yuk kita ‘gelantungan’ di bar. Tiang besi jemuran dapat digunakan, bahkan kusen pintu pun bisa. Saatnya untuk mencoret segala macam alasan yang membuat kita malas bergerak.

Menurut Masashi Saito, olahraga untuk menaikkan suhu tubuh yang memberikan manfaat meningkatkan kesehatan ada dua macam: olahraga aerobik dan olahraga anaerobik. Patokan gampangnya, olahraga aerobik menguras banyak energi, sedangkan olahraga anaerobik memperkuat otot – meskipun kenyataannya tidak dapat dibedakan secara tegas demikian. Contoh olahraga aerobik: lari, jalan cepat, senam aerobik, dll. Contoh olahraga anaerobik: angkat beban, squad (jongkok-berdiri), push up, nge-bar (street workout), dll. Menurut saya pribadi, mestinya naik-turun tangga, bahkan yoga maupun taichi, memiliki efek aerobik maupun anaerobik.

Yuk kita makin sering BERGERAK!

 Image

Kelompok Makanan Pemicu Kanker

Sumber: Buku The Miracle of Raw Food, Penulis Prof. Dr. Hwang Sung-Joo, MD, PhD, Penerbit Qanita

“Kita adalah apa yang kita makan. Makanan yang kita telan adalah persoalan yang teramat penting. Struktur tubuh kita sangat cocok dengan makanan mentah, misalnya salad. Namun, budaya makan kita justru memilih yang sebaliknya. Maka, kita harus kembali pada pola makan alami.

Terkadang, beberapa orang pasien meminta pemeriksaan gen kanker. Persoalan ini selalu menimbulkan kembimbangan. Pada kenyataannya, “kanker aktif” ada di dalam tubuh setiap orang, dan apabila kita mengetahuinya, kita mungkin akan dilanda kekhawatiran berlebihan. Belakangan ini, tidak banyak pasien yang menginginkan pemeriksaan tersebut. Mereka pikir, ada baiknya tidak tahu sama sekali.

Namun, pemeriksaan ini tetap memberikan manfaat. Dengan mengetahuinya sedini mungkin, kita dapat melakukan upaya pencegahan sebelum kanker di dalam tubuh kita tumbuh tak terkendali. Apabila faktor-faktor pemicu kanker sudah terlihat, separti gejala over-methylation, kita harus menganggapnya sebagai sinyal peringatan. Gejala ini terkadang dapat hilang hanya dengan meningkatkan kualitas pola makan. Fakta tersebut membuat saya menyadari betapa besar dan pentingnya pengaruh pola makan dalam memicu munculnya kanker. Perkembangan sel-sel kanker dapat dipicu atau dihambat, bergantung pada pola makan kita.”

ULASAN WIED HARRY:
Cuplikan bab di atas tidak secara eksplisit menjelaskan makanan apa saja yang memicu kanker dan yang mencegah kemunculan kanker.

Kelompok makanan pemicu kanker:
Daging/ayam, susu, gula dan turunannya (sirup, permen, dll) – termasuk konsumsi pati berlebihan (nasi dkk), tepung – khususnya tepung terigu, lemak/minyak – apalagi yang telah dipanaskan dan/atau dibekukan tidak dengan cara alami, semua makanan-minuman-bumbu komersial pabrikan/olahan/kemasan/kalengan/instan/sejenisnya, semua makanan-minuman-bumbu yang dibubuhi bahan tambahan sintetis

Kelompok makanan pencegah/pengendali kanker:
Makanan asal tumbuhan (plant-based foods), terutama dikonsumsi mentah (raw food), di antaranya aneka sayur-sayuran dan buah-buahan berwarna-warni (hijau tua, hijau muda, merah, jingga, kuning, ungu, putih, dll), kacang-kacangan dan biji-bijian (kenari, kacang mete, biji bunga matahari, wijen putih/hitam, dll), aneka bumbu dan rempah segar (bawang merah, bawang putih, daun bawang, seledri, cabai, dll)

kelompok makanan

Keliru, Menggunakan Obat Penurun Panas Saat Demam

Dikutip dari buku ‘Mukjizat Suhu Tubuh’. Penulis: Masashi Saito. Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

“Tidak terbatas hanya ketika kita terserang flu, “menghangatkan badan” merupakan cara sehat yang baik dilakukan setiap saat.

Ketika saya kecil, jika terserang demam dan tidak enak badan, saya pasti disuruh mengenakan 2 helai celana dalam (CD). Jika saya bersin2, batuk, dan menunjukkan gejala terkena flu, nenek bukannya memberikan obat flu, melainkan CD. Jika dipikirkan sekarang (setelah menjadi dokter), saya mengerti bahwa mengenakan 2 CD maksudnya untuk menghangatkan badan.

Tidak hanya dengan melapis CD, boleh juga dengan cara mandi berendam di air hangat, memakai kantong penghangat kecil (kairo), atau memakai botol air panas (yutanpo) pun boleh saja. Yang penting, pada kondisi tubuh kurang fit, upayakan untuk menghangatkan tubuh.

Tetapi banyak orang yang malah melakukan sebaliknya. Contohnya, minum obat flu. … hindarilah langsung minum obat flu, karena itu itu tidak baik bagi tubuh Anda.

Obat flu umumnya bukan untuk menaklukkan virus penyebab flu, melainkan gabungan berbagai macam komposisi obat2an untuk meringankan gejala penyakit. Kebanyakan komposisi obat tersebut menekan kerja saraf parasimpatik dan merangsang saraf simpatik.

Oleh karena itu, jika orang yang sedang kelelahan karena bekerja minum obat flu, peredaran darahnya yang sudah tidak begitu baik malah jadi makin memburuk. Kondisi ini memicu penurunan suhu tubuh (suhu tubuh rendah) dan berisiko menurunkan daya tahan tubuh.

Lebih buruk lagi dari obat flu adalah “obat analgesic antipiretik” (analgesic = pereda nyeri/rasa sakit, anitipiretik = penurun demam). Kebanyakan obat analgesic antipiretik bersifat meningkatkan kinerja saraf simpatik. Tetapi risikonya bukan cuma itu saja. Bahaya obat itu (sesuai namanya) yaitu menurunkan suhu tubuh.

Orang yang se-hari2 bersuhu tubuh rendah dan lemah terhadap demam, bisa saja merasakan lesu dan meriang berat pada suhu tubuh 37oC, sehingga menomorsatukan minum obat penurun demam. Padahal, panas tersebut dibutuhkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh guna bertarung melawan virus. Menurunkan demam dengan obat penurun panas merupakan perbuatan keliru, karena menghambat sistem kekebalan tubuh. Inilah sebabnya dokter yang betul2 paham akan risiko obat penurun panas tidak dengan mudah meresepkannya.

Orang yang kurang kuat fisiknya, seperti lansia, adakalanya memerlukan obat penurun panas pada sekitar suhu 38,2 oC. Obat penurun panas yang diberikan pada saat itu adalah jenis yang paling tidak membebani tubuh, yaitu asetaminofen, disesuaikan dosisnya sambil melihat perkembangan pasien, serta diberikan dengan hati2 agar suhu tubuh bertahan pada kisaran 37 oC. … Oleh karena itu, jangan sembarangan minum obat, sekalipun itu obat2an bebas.

Saat ini di AS, jarang sekali dokter meresepkan obat untuk gejala awal flu. Saya sendiri, sebagai dokter, jika terserang flu bukannya minum obat, hanya minum (suplemen) vitamin C dan magnesium. .. Alasannya, vitamin C bekerja paling efektif saat bersama-sama golongan bioflavonoid, kalsium, dan magnesium. Selain itu, magnesium cenderung kurang dapat diambil dari makanan se-hari2, sehingga baik dikonsumsi bersama untuk menggiatkan daya kerja vitamin C.”

ULASAN WIED HARRY:
Membandingkan dengan kebiasaan keluarga Dr. Masashi Saito, kebiasaan keluarga kami pun serupa. Tiap kali kami yang saat itu masih kanak2 mengalami gejala2 akan menderita flu (bersin2, kurang enak badan – “greges2” panas-dingin), ibu kami selalu memberi kami minuman wedang jahe panas. Air seduhan jahe ini harus diminum ketika masih setengah panas atau setelah hangat, tidak boleh diminum setelah dingin.

Nah, kearifan lokal seperti ini saya yakin juga dilakukan masyarakat Indonesia di banyak daerah lainnya untuk menangkal flu, misalnya mungkin di Jawa Barat masyarakat biasa memberikan bandrek atau lebih banyak minum sarabba’ jika di Sulawesi Selatan. Baik bandrek maupun sarabba’ adalah jenis minuman panas (Jawa: wedang) terbuat dari bahan utama jahe dan gula merah.

Dalam jahe terdapat senyawa utama gingerol, yang bersifat menghangatkan. Baik wedang jahe, bandrek, maupun sarabba’ bisa saja “diperkaya” dengan bahan2 bumbu rimpang (empon2) atau rempah2 lainnya, misalnya lengkuas, merica/lada, cengkih, kapulaga, dll. Dan nyatanya, sebagian bahan2 yang ditambahkan ini pun banyak mengandung senyawa aktif “zat pedas” yang bersifat menghangatkan, di antaranya merica/lada berlimpah piperin, cengkih banyak mengandung eugenol dan metil salisilat (yang ini bersifat sebagai pereda nyeri alami), lengkuas kaya akan galangol.

Dan biasanya kalau badan “greges2” mau flu, kita terdorong untuk mengenakan pakaian yang lebih tebal. Bila perlu, masih ditambah dengan “ubel2” di leher seperti yang di foto itu – tentu maksudnya bukan supaya gaya deh, tetapi supaya tubuh menjadi lebih hangat. Zaman kami kecil dulu, ibu kami juga mewajibkan kami mandi air hangat sambil “wuwung” (mengguyur kepala di bagian ubun2 dengan air hangat sambil “di-pyok2” alias di-tepuk2 ringan). Usai mandi, biasanya kami diberi makanan panas yang sedappp, seringnya nasi + sup atau nasi + gulai/kare! Memang betul sih, kombinasi ini cukup mujarab, karena ketika bangun tidur esok harinya badan sudah terasa fit. Tidak ada lagi bersin2 …

Nah, setelah saya tekun menjalani pola makan enak-sehat-alami Food Combining, jika mengalami hal seperti ini otomatis tubuh saya “menolak” makan. Secara alami, mulut hanya menagih diisi buah2an segar dan sayur2an segar sepanjang hari dan bisa berlangsung beberapa hari. Biasanya yang bikin saya sowaq begini adalah jika saya bergabung pada acara orang lain selama beberapa hari, misalnya wisata bareng. [Kebayang dong makannya pasti amburadul! Sebetapapun saya sudah berusaha makan sesehat dan sealami mungkin – bahkan seringkali bawa bekal tomat, paprika, timun, dan buah2an segala, biasanya masih terasa terlalu nakal untuk tubuh saya yang berprinsip “lebih baik seminggu ga ketemu nasi, daripada sehari ga ketemu buah2an dan sayur2an segar”.

Biasanya, beres acara pasti tubuh saya memberikan sinyal: bersin2 parah! plus tenggorokan kering (gara2 kebanyakan terasup MSG). Kalau sudah begini, langsung saya gelontor dengan ber-jerigen2 – hehe engga ding, yang bener adalah ber-mug2 – jus sayuran. Jus sayuran biasanya dari kombinasi caisim, wortel, tomat, dengan/tanpa timun – karena memang sayuran ini yang pasti ada stoknya dalam lemari es, plus tambahan air jeruk lemon. Jus sayuran ini saya minum sesering yang saya suka. Esoknya, gejala flu pasti sudah tak ada jejaknya. Nah, kalau dianalisis, jus sayur campur ini sesuai dengan kebiasaan Dr. Masashi Saito minum suplemen vitamin C dan magnesium, karena zat2 tersebut juga banyak terkandung dalam jus sayuran.

Bagaimana dengan kebiasaan Anda, para Sahabat Sehat? Boleh berbagi cerita.

Image

Banyak Gula = Ingin Cepat Mati

Sumber: Buku ‘Makan Sekali Sehari: Membuat 20 Tahun Lebih Muda’, Penulis: Dr. Yoshinori Nagumo, Penerbit: Qanita
*** Judul tulisan ini sesuai yang tercantum dalam buku ***

“… Kita sebaiknya makan setelah merasa sangat lapar. Namun umumnya orang makan ketika tiba waktu makan, meskipun tidak merasa lapar. Pada hari libur, kita mungkin makan lebih lambat daripada biasanya, lalu makan siang pada tengah hari, kemudian masih menyantap camilan sambil minum teh pada pukul 3 sore. Pada zaman dulu masyarakat Jepang memang mengenal kebiasaan minum teh saat beristirahat dari pekerjaan di ladang. Namun kebiasaan menyantap camilan sambil minum teh pada pukul 3 sore adalah budaya Inggris.

CAMILAN adalah makanan untuk anak-anak, bukan untuk orang dewasa. Gizi dalam camilan untuk anak-anak hanya diberikan sebagai penunjang pertumbuhan, bukan sebagai sumber energi. Jika dikonsumsi anak-anak, makanan tersebut tidak akan “tersisa di dalam tubuh” sehingga tidak menjadi masalah.

Ketika saya masih kanak-kanak, makanan yang disebut camilan adalah ubi, jagung, semangka, dan sejenisnya. Dahulu belum ada makanan ringan kemasan seperti sekarang. Sekarang, makanan yang disebut camilan adalah makanan olahan yang manis. Setelah memakan roti yang sangat manis, tubuh kita akan terasa panas dan mengantuk. Artinya, gula darah kita meningkat.

Tahukah Anda bahwa gula membuat tubuh kita cepat tua?

Anda mungkin telah mengetahui dampak negatif rokok bagi kesehatan, tetapi tahukah Anda bahwa dampak negatif gula lebih buruk lagi?

Mengonsumsi makanan/minuman manis dapat membuat GULA DARAH kita melebihi 140 mg/dl. Dampak negatif kadar gula darah setinggi itu setara dengan dampak yang harus ditanggung tubuh apabila seseorang mengisap 4 batang rokok. Sel-sel dalam pembuluh darah akan rusak akibat sifat racun gula. Racun itulah yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah, stroke, dan penyakit jantung koroner; serta dapat menambah timbunan lemak pada organ tubuh. Selain itu, gula juga dapat menaikkan kadar kolesterol darah. Karena kolesterol berhubungan dengan hormon seksual, pengaruhnya akan langsung terasa. Peningkatan kadar kolesterol dapat meningkatkan risiko timbulnya kanker payudara pada wanita yang telah memasuki masa menopause.

Organ tubuh pertama yang akan merasakan dampak negatif tingginya kadar gula darah adalah PANKREAS. Sel-sel Langerhans-beta dalam pankreas akan terganggu. Sel-sel ini adalah pabrik INSULIN, suatu hormon yang bertugas mengubah glukosa menjadi energi.

Jika insulin bekerja dengan baik, kadar gula darah akan menurun; tetapi sebagai gantinya, tubuh menjadi gemuk. Penyakit kencing manis (diabetes mellitus) terjadi karena insulin tidak dapat bekerja dengan baik – yang pada gilirannya akan mengakibatkan kerusakan sel-sel Langerhans – sehingga badan tidak dapat menjadi gemuk walaupun mendapatkan asupan gizi dalam jumlah besar. Hal ini menunjukkan bahwa diabetes mellitus berdampak pada kegagalan fungsi sistem pencernaan.
….
Pada zaman dulu, makanan yang disebut jajanan adalah buah-buahan atau kue-kue tradisional yang pada umumnya terbuat dari pati, salah satu jenis karbohidrat yang diserap dengan lambat oleh tubuh. Wajar saja jika kakek dan nenek kita mungkin tidak mengenal penyakit kencing manis kendati orang-orang pada zaman dulu itu mahir membuat kue. …

Beberapa orang berpikir “tidak apa-apa jika hanya sedikit”. Walaupun hanya sedikit, makanan manis tetap dapat meningkatkan kadar gula darah. Apabila Anda ingin menikmati makanan manis, pilihlah makanan yang terbuat dari pati, seperti ubi, jagung, beras, …; dan akan lebih baik lagi apabila makanan itu dikunyah terlebih dulu dengan seksama. Enzim amilase yang terdapat dalam air liur akan membantu pencernaan dengan mengubah pati menjadi gula.”

ULASAN WIED HARRY:
Yang paling mendesak dilakukan adalah mengubah pola pikir bahwa sumber rasa manis tidak harus gula. Disiplinkan diri melakukan Food Combining (FC), nikmati dan puaskan diri dengan rasa manis alami beragam buah-buahan segar lokal – pepaya, nanas, rambutan, manggis, sirsak, semangka, melon, dll – sepanjang pagi hingga siang hari, sehingga tubuh tidak perlu lagi menagih rasa manis gula.

Selain terjadi pada diri saya sendiri, banyak testimoni para Sahabat Sehat pelaku FC yang setelah disiplin menjalankan FC justru menjadi tidak merasa nyaman dengan mengonsumsi makanan-minuman manis seperti kolak, es campur, donat isi selai, apalagi yang rasa manisnya “kebangetan”. Sebenarnya ini wajar, karena sinyal alami tubuh akan bekerja dengan sensitivitas tinggi menunjukkan ambang indra perasa kita setelah tubuh terdetoks (lantaran sekian lama melakukan FC). Sebaliknya, jika kita mengklaim diri telah ber-FC tetapi hasrat menikmati rasa manis gula ternyata masih menggebu, besar kemungkinan FC yang kita lakukan belum benar.

Jika pun terpaksa harus menyajikan hidangan manis, batasi rasa manisnya hingga serendah mungkin sampai batas kenikmatan daya terima kita. Utamakan jajanan tradisional, tanpa tambahan bahan-bahan sintetis. Mengapa sebaiknya kita mengutamakan jajanan tradisional (dan buah-buahan segar lokal)?

Karena jajanan tradisional umumnya terbuat dari pati dan masih dekat dengan bentuk alaminya – contohnya getuk singkong, pisang kukus, apem tepung beras -, sehingga lebih bersahabat dengan enzim tubuh. Alasan lain jajanan tradisional dan buah lokal lebih baik bagi kita adalah karena jajanan tradisional umumnya terbuat dari bahan pangan lokal dan semua pangan lokal mengandung ikatan karbon serupa dengan ikatan karbon dalam tubuh manusia yang hidup di sekitarnya.

Makanan terbuat dari bahan-bahan yang sudah jauh dari bentuk alaminya, apalagi dibubuhi bahan-bahan sintetis, menguras enzim tubuh dan meningkatkan risiko peradangan pada organ cerna terutama ginjal, hati, pankreas, yang akan meningkatkan risiko penyakit akibat gangguan pada organ-organ tersebut beserta komplikasinya.

Image

Waktu Terbaik Peremajaan Sel

Sumber: Buku ‘Makan Sekali Sehari: Membuat 20 Tahun Lebih Muda’, Penulis Dr. Yoshinori Nagumo, Penerbit Qanita

Dua puluhan tahun lalu, sekelompok ilmuwan AS menemukan zat yang kemudian disebut hormon peremaja sel. Ketika itu, orang-orang yang menginginkan peremajaan kulit bersedia membayar mahal untuk mendapatkan suntikan zat tersebut. Upaya ini sempat menjadi tren. Sayang sekali, tidak banyak orang tahu bahwa tubuh kita pun sebenarnya mampu menghasilkan hormon pertumbuhan dalam jumlah yang cukup untuk meremajakan sel.

Hormon pertumbuhan dihasilkan ketika kita tidur terlelap pada jam istirahat. Meskipun diproduksi ketika kita terlelap, bukan berarti kita dapat memperoleh manfaat tersebut dengan tidur kapan saja. Produksi hormon peremaja sel paling maksimal pada pk. 22.00-24.00.

Tidur terbagi menjadi dua fase, yaitu tidur dengan REM dan tidur tanpa REM.

Ketika bayi tidur, bagian bawah kelopak matanya tampak bergerak-gerak. Fenomena ini disebut REM (rapid eye movement). Tidur dengan REM atau lebih sering disebut “tidur REM” adalah tidur dengan keadaan otak masih terjaga atau tidur dengan kesadaran. Ketika melalui fase tidur REM, kita terkadang bermimpi dan terbangun sejenak setiap 30-60 menit. Fase tidur ini dapat mengembalikan kondisi tubuh yang lelah; tetapi karena otak masih terjaga, kualitas tidur REM dapat dikatakan tidak sempurna. Tidur REM dalam durasi yang terlalu lama membuat badan kita terasa tidak nyaman setelah terbangun.

Fase tidur yang benar-benar mengistirahatkan kerja otak disebut tidur tanpa REM. Fase ini lebih sering terjadi pada anak-anak. Oleh sebab itu, saat mereka tertidur, tubuh mereka menghasilkan hormon pertumbuhan yang menambah tinggi badan dengan cepat. Terhentinya pertumbuhan pada orang dewasa disebabkan oleh berkurangnya fase tidur ini.

Akan tetapi, baik tidur REM maupun tidur tanpa REM akan terjadi secara bergantian setiap satu jam. Fase tanpa REM biasanya berlangsung secara optimal pada pk. 22.00-24.00. Menjelang pagi hari, tidur seseorang memasuki fase REM yang berlangsung paling lama. Tidur tanpa REM sering disebut “tidur pulas” dalam bahasa sehari-hari, dan fase tidur ini amat penting.

ULASAN WIED HARRY:
Seperti yang diajarkan dalam Food Combining, sepanjang fase penyerapan dan pemanfaatan nutrisi (asimilasi) pk. 21.00-04.00 sebaiknya kita sudah dalam kondisi tertidur. Pada saat itu, “hormon ngantuk” melatonin -yang juga merupakan hormon peremaja sel- diproduksi secara besar-besaran, terutama di lingkungan tanpa cahaya benderang. Karenanya, penting bagi kita untuk tidur dengan penerangan terbatas, dalam cahaya temaram. Kebiasaan begadang, tidur larut malam, mengganggu fungsi organ cerna menyerap dan memanfaatkan nutrisi makanan, serta mengganggu produksi hormon peremaja sel tersebut.

Foto: Istimewa

Image

Sembelit Dapat Mengakibatkan Kematian Mendadak?

Dikutip dari buku Makan Sekali Sehari, Dr. Yoshinori Nagumo, penerbit Qanita

“… Sebelumnya saya memang sudah menderita sembelit yang cukup parah. Saat mengejan ketika buang air besar. saya sering mengalami aritmia*. Sembelit memang berkaitan dengan aritmia.

Ketika sembelit, aliran darah ke kepala akan meningkat. Kemudian, otak menerima sinyal untuk menurunkan aliran darah ke jantung agar kembali seimbang. Mekanisme ini disebut refleks valsava**. Oleh karena itulah, mengejan sering membuat detak jantung menjadi tidak beraturan. Terkadang, gejala tersebut dapat berlangsung sepanjang hari.

Aritmia akan mengakibatkan sesak napas sehingga tekanan darah menurun. Terkadang, penderitanya dapat merasa pusing, bahkan jatuh pingsan, di dalam toilet. Akan tetapi, dampak yang lebih parah – yaitu gagal jantung atau penyakit jantung koroner – dapat terjadi jika pembuluh darah di jantung tersumbat. Peristiwa yang sama dapat mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah di otak dan paru-paru.

Ketiganya dapat mengakibatkan kematian mendadak ketika kita sedang berada di dalam toilet. …”

*Aritmia: gangguan irama denyut jantung.
**Refleks valsava: disebut juga valsava manoeuvre, dibagi menjadi 4 fase. Peristiwa di atas adalah fase ke-2, yaitu terhambatnya pengembalian darah ke jantung akibat tekanan di dalam dada. Hal ini menyebabkan darah keluaran jantung berkurang hingga pada gilirannya menurunkan tekanan darah.

ULASAN WIED HARRY:
Jalan pintas secara alami untuk mengatasi sembelit adalah dengan mengonsumsi daging daun lidah buaya Aloe vera, yang mengandung zat pencahar alami. Cara termudah: Potong 8-10 cm daun lidah buaya, kupas kulitnya. Potong-potong bagian daging daun tersebut, cincang dengan garpu. Bubuhi madu alami seperlunya saja (sekadar tidak hambar), habiskan sekaligus ketika perut kosong atau 30 menit sebelum makan.

Cara paling dianjurkan adalah meningkatkan konsumsi buah-buahan segar dan sayur-sayuran segar – terutama sayur-segaran segar mentah (karena masih memiliki struktur serat yang baik dan berlimpah enzim).
*Bagi pemula, porsi yang dianjurkan bisa mengikuti panduan pola makan sehat AS seperti yang dicanangkan Ibu Negara Michelle Obama: “porsi makan sayur-sayuran segar = pati (nasi dkk), porsi makan buah-buahan segar = lauk-pauk”.
*Nah, bagi pelaku Food Combining, disiplin mengonsumsi buah-buahan segar sepanjang pagi hingga tengah hari 30 menit menjelang makan siang, serta mengonsumsi sayur-sayuran segar (sebaiknya sebagian atau seluruhnya mentah) sebanyak 1/2 porsi makan siang dan 1/2 porsi makan malam. Maksudnya, jika kita makan siang dan makan malam masing-masing sebanyak 1 piring, maka 1/2 bagian piring wajib berisi sayur-sayuran. Disarankan ditambah dengan segelas jus aneka sayuran setelah makan siang, setelah/ketika mengudap sore, dan/atau setelah makan malam (jus sayuran boleh dibuat dengan juice extractor, karena pelaku Food Combining pasti sudah cukup mengasup serat).

Konstipasi Atau Sembelit

Sumber: Buku ‘Clean: Program Revolusioner Mengembalikan Kemampuan-Alami Tubuh untuk Menyembuhkan Diri’, Penulis: Alejandro Junger, MD & Amely Green, Penerbit (terjemahan): Qanita

“… Sembelit merupakan gangguan kesehatan yang paling umum di dunia Barat. Obat pencahar (laksatif) merupakan bisnis besar di AS. Banyak orang menghabiskan banyak usaha, waktu, dan uang untuk mengatasi sembelit. Sebagian orang mencoba metode alami dan sedikit mengubah pola makan, seperti mengonsumsi lebih banyak buah-buahan – terkadang berhasil mengatasi sembelit, tapi lebih sering tidak memberikan hasil. [Terlalu banyak mengonsumsi buah justru meningkatkan kadar gula dalam tubuh yang dapat merangsang ragi atau bakteri usus yang berbahaya berbiak lebih subur.] Dengan jalan pintas ini mungkin BAB bisa sedikit lebih lancar, tetapi BAB yang umumnya dianggap sudah “normal” (melalui cara-cara tersebut) sebenarnya “masih” sembelit jika dilihat dari sudut pandang kesehatan holistik. BAB setiap kali selesai makan justru lebih mendekati makna alami bagi tubuh – tetapi ini tidak banyak terjadi di masa sekarang.

Tidak semua mukus (lendir) buruk. Ada suatu lapisan tipis mukus pada dinding usus yang bermanfaat. Di sanalah flora usus hidup. Flora usus yang hidup di lapisan mukus pada dinding usus ini memiliki sifat antimikroba untuk menghadapi bakteri jahat. Tetapi mengonsumsi terlalu banyak karbohidrat (karbo kompleks maupun karbo sederhana: nasi, roti, mi, gula, dll) serta produk susu meningkatkan pembentukan mukus yang lebih lengket dan menopang peradangan. Mukus yang lebih padat ini sebagian menghambat penyerapan sari makanan (nutrisi) dan memperlambat gerakan isi perut. Ketika sebagian makanan yang sedang dicerna terjebak dalam usus, maka ragi dan bakteri jahat memiliki lebih banyak waktu untuk melahap lebih banyak makanan. Bakteri-bakteri jahat ini mendapatkan lebih banyak nutrisi dan mengeluarkan lebih banyak sampah racun, sehingga saraf usus menjadi kebal dan otot usus melemah. Akibatnya, terjadi kemacetan dalam usus besar, sehingga pengeluaran tinja tertunda. Jika tinja terlalu lama berada dalam usus besar, maka zat racun dalam tinja yang seharusnya terbuang akan terserap kembali ke dalam tubuh, sehingga mengakibatkan sakit kepala dan nyeri tubuh. Bila kondisi ini terus berlangsung, maka sembelit akan menjadi kronis, akibat matinya bakteri baik yang terdesak oleh bakteri jahat yang tumbuh semakin subur – dan bakteri baik terbuang dari usus besar saat BAB.

Untuk mengatasi sembelit, hilangkan makanan pembentuk mukus, terutama gandum (tepung terigu, roti, biskuit, mi, segala makanan terbuat dari terigu), produk susu, gula, daging. … Menenangkan pikiran melalui praktek meditasi juga dapat memperbaiki sembelit secara signifikan. Apabila amarah, ketamakan, dan emosi negatif lainnya merupakan penyebab awal sembelit, kita perlu menengok lebih jauh daripada hanya mengamati kondisi fisik. Menghilangkan racun stres sama pentingnya dengan memperbaiki makanan yang kita konsumsi. Kita jarang memiliki waktu untuk menghilangkan racun dalan pikiran, tidak seperti leluhur kita yang mempraktekkan meditasi dan kontemplasi. Jika kita meniru kebiasaan leluhur, obat pencahar tidak akan menjadi obat yang laris di toko obat. Tekadang akar masalah sembelit tidak cukup diatasi hanya dengan memperbaiki pola makan dan -jika dipandang perlu- mengonsumsi suplemen antisembelit.”

ULASAN WIED HARRY:
Pola makan enak-sehat-alami, penting. Namun menjaga pikiran harmonis juga sama pentingnya. Pola makan sehat dan pikiran harmonis ini sesungguhnya bukan dua hal yang terpisah. Sebab, pola makan enak-sehat-alami (dominan sayur-sayuran segar mentah, cukup buah-buahan segar, serta sedikit karbo kompleks maupun karbo sederhana) adalah prasarana utama menuju pikiran harmonis.

Ketika makanan lebih kaya “bioenergi” alias enzim, dan terbatas atau hampir tanpa energi hewani, maka emosi lebih terjaga. Ketiadaan/keterbatasan makanan hewani secara drastis membatasi jumlah kortisol dalam tubuh kita. Hormon kortisol, yang merupakan hormon stres dan “hormon perlawanan/agresivitas” terbentuk ketika binatang disembelih/dipotong, masuk ke dalam tubuh kita bersama lauk hewani yang kita makan.

Teknik meditasi yang baik antara lain bisa dipelajari di Bali Usada Meditation dan Anatta Gotama – keduanya berpusat di Bali, tetapi memiliki cabang di kota-kota lain di Indonesia.

sembelit

Apakah Anda Perlu Detoks?

Sumber: Buku The Detox Lifestyle: Natural Ways To Be Healthy, Riani Susanto ND CT, Penerbit Trubus

Jawablah dengan jujur pertanyaan berikut. Jika Anda menjawab “ya” minimal 3, maka Anda harus mempertimbangkan untuk melakukan detoks.
1. Apakah Anda kelebihan berat badan atau cenderung kelebihan makan?
2. Apakah Anda menderita sembelit (BAB lebih lama dari setiap 24 jam) atau masalah pencernaan lainnya?
3. Apakah Anda terus-menerus merasa lelah dan selalu ingin istirahat?
4. Apakah Anda menderita sakit kepala atau sakit pada bagian lain?
5. Apakah Anda menderita alergi makanan atau lingkungan?
6. Apakah Anda sering makan makanan instan, fast food, atau gorengan?
7. Apakah Anda secara rutin minum obat-obatan farmasi yang diresepkan atau obat-obatan yang dijual bebas?

PENELITIAN TERAKHIR dalam bidang pengetahuan biokimia menunjukkan bahwa beberapa penyakit kronis pada mereka yang berada pada usia lebih tua, dapat ditunda atau bahkan dihindari dengan melakukan detoks(ifikasi) dan gaya hidup organik.

SUKSES DENGAN DETOKS
*Dari 100 orang penderita berbagai jenis kanker, 70% dapat menyembuhkan dirinya sendiri, 20% tidak mampu menjalani program detoks, dan 10% sudah terlalu parah penyakitnya atau tidak kuat hidup lagi.
*Salah satu hal tersulit dalam program detoks adalah pikiran kebanyakan orang bahwa hidup untuk makan. Kini cobalah berpikir makan untuk hidup.
*”Anda adalah apa yang Anda makan”, “Anda adalah apa yang Anda serap”, “Anda adalah apa yang Anda pikir”, atau lebih mudahnya dapat disimpulkan “What you eat has a direct affect upon your health”, karena apa yang kita makan akan memberikan efek langsung pada kesehatan.

Image

Daging Dan Telur: Sungguh Baikkah Untuk Tubuh Kita?

Sumber: Buku pH Miracle, Robert O. Young, PhD DSc dan Shelley Redford Young, LMT
Penulisan huruf tebal/kapital sesuai aslinya.

Seperti produk olahan susu, semua produk hewan – yakni daging [sapi, domba, babi, ayam, kalkun, dsb] dan telur penuh dengan hormone, pestisida, steroid, antibiotik, mikroba, mikotoksin, dan lemak jenuh yang berkontribusi terhadap penyakit jantung, stroke, dan kanker. [Sementara lemak itu sendiri juga bagian dari masalah, karena dalam lemak-lah seluruh zat racun bersarang.] Dan daging maupun telur bersifat sangat asam [sebagai pembentuk asam tinggi] dalam tubuh kita.

ADA KORELASI KUAT ANTARA PROTEIN HEWANI DENGAN BEBERAPA JENIS KANKER, TERUTAMA KANKER PAYUDARA, KANKER TIROID, KANKER PROSTAT, KANKER PANKREAS, KANKER ENDOMETRIUM, KANKER OVARIUM, KANKER PERUT, DAN KANKER USUS BESAR. Disebutkan bahwa orang yang mengonsumsi 70% protein dari makanan hewani memiliki masalah kesehatan lebih besar dibandingkan yang hanya 5%. Mereka berisiko 17 kali mendapatkan kematian akibat penyakit jantung dan berisiko 5 kali lebih tinggi mendapatkan kanker payudara [untuk perempuan].

Mengonsumsi telur terkait dengan meningkatnya risiko kanker usus besar. Ini tidak mengejutkan, karena telur berasal dari ayam yang diberi pakan biji-bijian yang umumnya sudah mengandung mikotoksin [zat racun berasal dari kapang/”jamur” yang tumbuh pada pakan]. Lima belas menit setelah makan telur, terlihat adanya peningkatan jumlah bakteri dalam darah kita. Studi di Australia juga menunjukkan hubungan yang positif antara konsumsi telur dengan kanker usus besar; serta kaitan kanker usus besar dengan daging ternak, hati, produk susu, dan unggas. Dalam penelitian lain disebutkan unggas, ham, daging asap, sosis meningkatkan risiko kanker tiroid; sama seperti keju.

Jenis lemak hewan yang dikonsumsi juga memengaruhi munculnya jenis kanker, khususnya kanker endometrium, kanker ovarium [indung telur], dan kanker lambung. Para responden dalam penelitian tersebutnya umumnya makan lebih banyak daging asap dan ham, sering memasak menggunakan mentega, dan minum lebih banyak susu. Dalam penelitian lain di Swedia disebutkan mengonsumsi lebih banyak daging goreng maupun panggang berhubungan dengan risiko tinggi menderita kanker pankreas. [Risiko tinggi kanker pankreas juga ditemukan pada responden dengan kebiasaan mengonsumsi roti oles margarin! Fakta ini untuk mengingatkan kita bahwa hanya dengan menjadi vegetarian saja tidak cukup untuk menyelesaikan masalah.] Nutrisi apa pun yang ada dalam makanan hewani tidak sebanding dengan risiko yang kita dapat. Belum lagi energi tubuh yang terkuras untuk mencernanya dan menyerap nutrisinya.

SECARA ANATOMIS DAN FISIOLOGIS, MANUSIA TIDAK DIRANCANG UNTUK MENJADI KARNIVORA [PEMAKAN BINATANG] ATAU OMNIVORA [PEMAKAN TUMBUHAN DAN JUGA BINATANG]. Saluran pencernaan manusia yang panjang dan rumit dirancang untuk penyerapan yang lambat dan stabil terhadap berbagai makanan. Karnivora [binatang pemakan daging] memiliki usus pendek dan sederhana, yang memungkinkan makanan hewani mati melewatinya dalam waktu singkat. Mikroorganisme usus hewan pemakan daging juga berbeda dari manusia. Di sisi lain, pencernaan karbohidrat pada manusia cukup rumit, sedangkan karnivora hanya makan sedikit karbohidrat atau tidak sama sekali. Jika manusia itu karnivora, kita akan berkeringat melalui lidah kita, bukan kulit kita. Pemakan daging memiliki gigi dan rahang yang dirancang untuk merobek-robek binatang hasil buruan, sedangkan kita mengatasinya dengan bantuan tangan kita. Belum lagi fakta bahwa kita tidak mendapatkan nutrisi yang terkandung dalam bulu, organ, dan tulang makanan hewani, sebagaimana yang didapat oleh karnivora sejati. … Manusia dirancang untuk menjadi vegetarian, dan tubuh kita tidak akan bekerja sebaik-baiknya jika kita tetap memaksanya untuk melakukan sesuatu yang tubuh kita tidak sanggup tangani.

ULASAN WIED HARRY:
Ternyata, tubuh kita memiliki kemampuan terbatas mencerna makanan hewani. Selain itu, dalam makanan hewani tersimpan banyak zat merugikan bagi kesehatan tubuh kita, terlebih karena kandungan lemaknya dan oleh karena lemak itu pula sebagai media “bersarangnya” zat toksin. Karena itu, sebaiknya batasi konsumsi makanan hewani atau hindari sama sekali, perbanyak mengonsumsi pangan nabati, terutama pangan pembentuk basa/alkali – khususnya sayur-sayuran segar mentah dan buah-buahan segar. Protein nabati bisa dicukupi terutama dari polong-polongan [kacang merah, kacang hijau, kacang tolo, kedelai putih/hitam, tempe, tahu] dan sayur-sayuran hijau [brokoli, bayam, kangkung, kacang panjang, buncis, dll]. Contoh pola makan dengan konsumsi makanan hewani terbatas adalah Food Combining [FC]. Contoh pola makanan tanpa asupan makanan hewani adalah vegetarian dan vegan [vegetarian “kenceng”].

Secara bertahap, anggarkan dana belanja untuk mendapatkan pangan organik, terutama yang paling banyak dikonsumsi oleh keluarga, seperti beras, tempe/tahu, serta sayur-sayuran dan buah-buahan tertentu favorit keluarga. Pangan organik tidak harus yang secara tegas berlabel organik, karena masih cukup banyak pangan di pasar tradisional yang dipastikan masih tumbuh atau ditanam secara organik [tanpa semprotan pestisida, pemberian hormon tumbuh, maupun pemupukan kimiawi sintetis]. Contohnya terutama buah-sayuran lokal, khususnya yang tidak/kurang populer, seperti sirsak, menteng, bisbol, srikaya, daun pakis, daun katuk, daun melinjo, daun mengkudu, dll. [Jangan mengeluh pangan organik itu mahal, jika Anda sama sekali tidak pernah mengeluh ketika merogoh kocek untuk membayar fast food atau nonton bioskop!]

daing n telur

Pubertas Dini VS Kanker

Sumber: Buku The Hallelujah Diet, DR. George Malkmus

“Joel Fuhrmnan, M.D. penulis buku Eat to Live, mencatat adanya sebuah korelasi antara usia mulai puber dan jenis-jenis kanker:
Kita tahu melalui penelitian bertahun-tahun bahwa semakin cepat hewan tumbuh dan dewasa, semakin cepat mereka akan mati. Ini mempercepat proses penuaan. Hewan-hewan yang diberi makan dengan kalori lebih sedikit mengalami penuaan yang lebih lambat dan hidup lebih lama. Sehingga, kita tidak ingin mempercepat pertumbuhan anak-anak kita.
Seratus tahun yang lalu, usia rata-rata awal pubertas adalah sekitar 17 tahun, di seluruh dunia. Kini di Amerika, usia rata-ratanya adalah 12 tahun dan semakin bertambah muda tahun-tahun terakhir, dengan makin banyaknya anak yang mengalami pubertas di usia 8, 9, dan 10 tahun. Pada anak-anak perempuan telah ditetapkan dalam literatur ilmiah bahwa semakin muda usia pubertas, semakin besar risiko kanker payudara yang harus dihadapi.

Dan juga, data terkini dari Harvard University menunjukkan ketika pola makan perempuan rendah lemak hewan atau bila mereka sama sekali tidak mengonsumsi hewan, maka kanker payudara semakin tidak mungkin terjadi.
Bagi pria, tampaknya perubahan pola makan sama berpengaruhnya. Di sini, kita melihat manfaat-manfaat khusus bukan hanya dengan menghindari daging, tetapi juga dengan menghindari produk-produk susu. Sejumlah bukti yang substansial [Wied Harry: substansial = sangat kuat, sangat meyakinkan] menunjukkan bahwa dengan menghindari produk-produk susu dapat menurunkan risiko kanker prostat hingga ke tingkat yang sangat substansial [Wied Harry: substansial = sangat rendah].”

ULASAN WIED HARRY:
Meringkas tulisan di atas, kunci menghindari pubertas dini, dalam kaitannya dengan risiko besar menderita kanker, pada anak-anak kita adalah membatasi/menghindari:
1. Lemak hewan – termasuk makanan hewani berlemak banyak. Contohnya: gajih, kulit ayam, daging berlemak (a.l. sandung lamur), ayam ras, daging hewan tertentu yang secara spesifik tinggi lemak -baik lemak tampak/visible fat maupun lemak tersembunyi/invisible fat- seperti daging babi
2. Produk susu, yakni semua jenis susu (sapi) komersial/industri/kemasan

SARAN WIED HARRY:
Anak-anak sebaiknya rakus mengonsumsi aneka buah-buahan segar. Rangsang dan dukung anak-anak kita untuk lebih menyukai dan semakin menyukai sayuran – termasuk sayuran mentah, terutama yang organik. Contoh sayuran mentah yang mudah disukai anak-anak adalah tomat (asam segar), baby carrot (manis), paprika merah (manis).

Image

Industri Makanan Kita

Sumber: Buku *Anda Tidak Perlu Sakit* – Cara Sehat Dr. Handrawan Nadesul, hal. 268, Penerbit Buku Kompas

MSG LAGI, MSG LAGI

“Dulu pemakaian penyedap masakan menggunakan takaran terbuat dari kayu ramping layaknya sendok es krim, dengan tujuan agar takaran tidak berlebihan. Sekarang dengan leluasa menuang langsung dari kantung kemasan, atau dengan sendok makan.

Padahal, sudah banyak bukti kelebihan penyedap untuk waktu lama mencetuskan kanker. Sampai sekarang takaran penyedap di restoran, mi bakso, soto, dan sejenisnya lipatan kali dosis yang aman dari ancaman kanker dan tidak mendapat peringatan.”

ULASAN WIED HARRY:
Pro-kontra penggunaan produk MSG adalah hal wajar, terlebih karena ini menyangkut kepentingan bisnis. Para ilmuwan yang pro menyebutkan produk MSG aman, asal dikonsumsi dalam batas wajar. Nah, sayangnya batas wajarnya itu seberapa bisa kita patuhi jika nyaris semua makanan saat ini sudah dibubuhi produk MSG?

Sejak beberapa waktu lalu, saya pribadi berkeputusan untuk tidak lagi terlibat dalam “debat produk MSG”. Bagi saya, lebih penting mengajak masyarakat membelanjakan uangnya untuk membeli bahan-bahan makanan dan bumbu alami yang kaya dengan MSG alami. Sebab, bahan-bahan tersebut juga kaya dengan serat dan nutrisi, dibanding produk MSG yang tidak mengandung apa pun.

Semua bahan yang lazim digunakan oleh nenek dan ibu kita untuk membuat kaldu, kaya MSG alami. Contoh bahan kaya MSG alami untuk kaldu hewani: ayam, ikan, daging [termasuk tulang-tulangnya]; udang [termasuk kulitnya]. Contoh bahan kaya MSG alami untuk kaldu nabati: tomat, bawang bombai, seledri, daun bawang, wortel. Bahan-bahan makanan lain dan bumbu yang berlimpah MSG alami adalah bawang merah, bawang putih, tempe, taoco, terasi, ebi, rebon/impun, dll.

Satu hal lagi, penyebutan produk MSG dengan nama dagang “penyedap masakan” adalah trik untuk memenjarakan pikiran kita agar meyakini bahwa tanpa produk tersebut masakan kita tidak sedap. Sejak sekarang, lepaskan pikiran itu! Yuk kita gunakan hanya MSG alami dalam bahan-bahan makanan dan bumbu alami … Lebih hemat, lebih sehat! Masakan dijamin lezat!

Image